Jumat, 14 Juni 2013

07.45 - No comments

Belajar Lebih Jauh mengenai Subnetting dan Routing

Soal Pendahuluan Modul 4
1.      Sebutkan perbedaan dari perangkat-perangkat berikut  :
a.       Router
b.      Hub
c.       Switch
2.      Sebutkan maksud dari istilah-istilah berikut  :
a.       Subnet
b.      Subnetting
c.       Routing
d.      DMZ
e.       Static routing
f.       Dynamic routing
g.      Metric
h.      Network class
i.        Ipv4
j.        Ipv6
3.      Jelaskan perbedaan antara 2 hal di bawah ini jika ditinjau dari sisi penggunaan IP :
a.       Public network
b.      Private network
4.      Berikut terdapat sejumlah host pda suatu subnet. Pada masing-masing poin berikanlah perhitungan range IP dan besar alokasi subnetserta berdasarkan perhitungan itu tuliskan NID, gateway, alokasi IP untuk host, netmask, broadcast :
a.       342 host
b.      256 host
c.       999 host
d.      25 host
e.       2 host
5.      Sebutkan apa yang dimaksud dengan metode perhitungan subnet :
a.       CIDR
b.      VLSM
c.       Seupernetting
6.      Apakah perbedaan antara :
a.       Static routing
b.      Dynamic routing
7.      Tuliskan contoh beserta penjelasan mengenai syntax- syntax yang terkait dengan static routing pada linux.
1.      Jelaskan perangkat yang ada dibawah ini dan perbedaannya!
a.       Router
Perangkat yang melanjutkan paket data dalam jaringan.
b.      Hub
Sebuah perangkat untuk menghubungkan perangkat dalam jaringan. Biasanya digunakan untuk menghubungkan segmen dari LAN.
c.       Switch
Perangkat yang melakukan filter dan melanjutkan paket antara segmen LAN.
Antara hub dan switch perbedaan yang paling mendasar terhadap kedua perangkat ini adalah metode yang digunakan untuk mengirimkan data frame. Pada hub data frame dikirimkan secara broadcast dan mengirimkan ke tiap port yang ada. Sedangkan switch menyimpan data dari alamat semua perangkat yang terhubung, sehingga ketika frame diterima maka langsung diketahui port mana yang dituju.
Router adalah perangkat yang berbeda dari kedua perangkat sebelumnya. Router bertugas untuk menjalankan paket ke jaringan lain sampai paket tersebut mencapai tujuannya.
Sumber :
2.      Sebutkan maksud dari istilah-istilah berikut  :
k.      Subnet : adalah pembagian secara yang terlihat secara fisik dari IP jaringan
Subnetting : Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil dan berfungsi sebagai sebuah cara untuk membagi-bagi alamat IP. Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.
l.        Routing : adalah sebuah proses untuk meneruskan  paket-paket jaringan dari
satu  jaringan  ke jaringan lainnya melalui sebuah  internetwork. Routing juga
dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan
sehingga paket-paket  data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan
selanjutnya
m.    DMZ : istilah dalam sistem keamanan komputer (computer security) yang dapat diartikan  : membuka hubungan fisik atau logikal dari jaringan yang lebih ke kecil (private) ke dalam jaringan yang lebih besar, biasanya jaringan yang lebih besar ini tidak secara khusus ditangani oleh jaringan yang lebih kecil
n.      Static routing : metode routing yang tabel jaringannya dibuat secara manual oleh admin jaringannya. Static routing mengharuskan admin untuk merubah route atau memasukkan command secara manual di router tiap kali terjadi perubahan jalur.
o.      Dynamic routing : teknik routing dengan menggunakan beberapa aplikasi networking yang bertujuan menangani routing secara otomatis.
p.      Metricadalah suatu nilai hasil perhitungan algoritma yang dipakai oleh protokol routing. Metric dapat berupa jarak ke tujuan atau ongkos ke tujuan.
Network class : Pembagian kelas kelas IP Adders didasarkan dua hal network ID dan host ID  dari suatu IP Addres.  Setiap IP Addres meruapakan pasangan sebuah network ID dan sebuah host ID. Network ID ialah bagian IP Addres yang digunakan untuk menujukan temapat komputer ini berada, sedangkan host ID ialah bagian dari IP Addres yang digunakan untuk menunjukan workstation, server, router dan semua TCP?IP lainnya dalam jaringan tersebut dalam jaringan host ID harus unik.
a.      Kelas A
Karakteristik  :
Format                       : 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhh
Bit pertama                : 0
Panjang NetID           : 8 bit
Panjang HostID         : 24 bit
Byte pertama             : 0 – 127
Jumlah                         : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP                     : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP                    : 16.777.214 IP Adders pada tiap kelas  A
IP Addar kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Bit pertama dari kelas A selalu diset 0 sehingga byte terdepan kelas A selalu bernilai antara 0 dan 127. IP Adders kelas A, network ID ialah 8 bit pertama, sedangkan host ID  24 bit berikutnya. Dengan demikian pembacaan IP Adders kelas A :
misalnya  012.26.2.6 ialah :
Network ID                      : 012
Host ID                            : 26.2.6
Dengan panjang host ID yang 24 , maka network ini dapat menampung sekitar 16 juta host setiap jaringan .
·            Kelas B
Karakteristik :
Format                  : 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Dua bit pertama    : 10
Panjang NetID     : 16 bit
Panjang HostID   : 16 bit
Byte pertama        : 128 – 191
Jumlah                : 16.384 kelas B
Range IP             : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP             : 65.532 IP Adders pada tiap kelas B
IP Adders kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar. Dua bit pertama dari IP addres kelas B selalu diset 10 sehingga byte terdepan dari IP adders ini selalu bernialai diantara 128 hingga 191. Pada IP Adders kelas B, network ID ialah 16 bit pertama sedangkan 16 bit berikutnya ialah host ID. Dengan demikian pembacaan IP addres kelas B misalkan: 128.29 121.1 ialah:
Network ID          : 128.29
Host ID                : 121.1
Dengan panjang host ID yang 16 bit, IP Adders Kelas B ini menjangkau sampai 16.320 jaringan dengan masing-masing 65024 host.
·         Kelas C
Karakteristik :
Format                  : 110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Tiga bit pertama   : 110
Panjang NetID     : 24 bit
Panjang HostID   : 8 bit
Byte pertama        : 192 – 223
Jumlah                  :  2.097.152 kelas C
Range IP              : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP             : 65.532 IP Adders pada tiap kelas C
IP Adders kelas C awalnya digunkan untuk jaringan berskala  kecil mislanya LAN. Terdiri atas network 192.0.0.0 sampai 223.255.255.0. Network ID ada pada tiga bit yang pertama selalu berisi 111. Bersama 21 bit berikutnya membentuk network ID 24 bit. Host ID ialah 8 bit terakhir. Kelas ini menjangkau hingga hampir 2 juta jaringan dengan masing-masing 254 host.
·         Kelas D
Karakteristik :
Format           : 1110mmmmm mmmmmmmm mmmmmmmm mmmmmmm
4 Bit pertama           : 1110
Bit multicasting        : 28 bit
Byte inisial               : 224 – 247
Diskripsi                   : Kelas  D adalah ruang alamat multicasting RFC (1112)
IP Addres kelas D dipergunakan untuk  IP Adders  multicasting. 4 bit pertama IP Addres kelas D diset 1110 . Bit bit seterusnya diatur sesuai multicasting grup yang menggunakan IP Adders ini. Dalam multicasting tidak dikenal host ID dan network ID.
·         Kelas E
Karakteristik :
Format                  : 1111rrrrr rrrrrrrr rrrrrrrr rrrrrrr
4 Bit pertama        : 1111
Bit cadangan        : 28 bit
Byte inisial            : 248 – 255
Diskripsi    : Kelas  E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan   eksperimental. IP Addres kelas E tidak digunakan untuk keperluan umum. 4 bit pertama diset 1111.
q.      Ipv4 : sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host
r.        Ipv6 : Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038

3.      Jelaskan perbedaan antara 2 hal di bawah ini jika ditinjau dari sisi penggunaan IP
a.       Public Network
Perangkat dalam jaringan tersebut terlihat oleh perangkat lain diluar jaringan yang digunakan(dari internet atau jaringan lain).
b.      Private Network\
Perangkat diluar jaringan tidak dapat melihat atau berkomunikasi dengan perangkat yang terhubung dengan jaringan tersebut.

Dalam penggunaan IP public network memiliki IP yang statis dan terlihat di public. Sehingga orang lain dapat mengakses komputer anda sedangkan alamat IP private network tidak dapat di jalankan(routable) di internet public. Dalam pembagiannya ada beberapa tipe alamat IP private diantaranya
Class A
10.0.0.0 hingga 10.255.255.255
Class B
172.16.0.0  hingga 172.31.255.255
Class C
192.168.0.0 hingga 192.168.255.255
            Sumber:
4.      Berikut terdapat sejumlah host pda suatu subnet. Pada masing-masing poin berikanlah perhitungan range IP dan besar alokasi subnetserta berdasarkan perhitungan itu tuliskan NID, gateway, alokasi IP untuk host, netmask, broadcast :
f.       342 host
Jumlah host < 2n-2
       342 < 29-2 . jumlah host harus kurang dari 2n-2. Diambil yang paling mendekti.
Jadi n = 9
      Subnetmask     : 32-9 = 23, jadi /23
                              Didapatkan 11111111.11111111.11111110.00000000
                              Netmask :        255       .     255    .     254     .    0
      NID                 : 10.10.8.0
      Gateway          : 10.10.8.1
      Alokasi IP       : 10.10.8.2-10.10.9.254
      Netmask          : 255.255.254.0
      Broadcast        : 10.10.9.255
g.      256 host
Jumlah host < 2n-2
       256 < 29-2 . jumlah host harus kurang dari 2n-2. Diambil yang paling mendekti.
Jadi n = 9
      Subnetmask     : 32-9 = 23, jadi /23
                              Didapatkan 11111111.11111111.11111110.00000000
                              Netmask :        255       .     255    .     254     .    0
      NID                 : 10.10.6.0
      Gateway          : 10.10.6.1
      Alokasi IP       : 10.10.6.2-10.10.7.254
      Netmask          : 255.255.254.0
      Broadcast        : 10.10.7.255
h.      999 host
Jumlah host < 2n-2
       342 < 210-2 . jumlah host harus kurang dari 2n-2. Diambil yang paling mendekti.
Jadi n = 10
      Subnetmask     : 32-10 = 22, jadi /22
                              Didapatkan 11111111.11111111.11111100.00000000
                              Netmask :        255       .     255    .     252     .    0
      NID                 : 10.10.2.0
      Gateway          : 10.10.2.1
      Alokasi IP       : 10.10.2.2-10.10.5.254
      Netmask          : 255.255.252.0
      Broadcast        : 10.10.5.255
i.        25 host
Jumlah host < 2n-2
       25 < 25-2 . jumlah host harus kurang dari 2n-2. Diambil yang paling mendekti.
Jadi n = 5
      Subnetmask     : 32-5 = 27, jadi /27
                              Didapatkan 11111111.11111111.11111111.11100000
                              Netmask :        255       .     255    .     255     .  224
      NID                 : 10.10.1.0
      Gateway          : 10.10.1.1
      Alokasi IP       : 10.10.1.2-10.10.1.30
      Netmask          : 255.255.255.224
      Broadcast        : 10.10.1.31
j.        2 host
Jumlah host < 2n-2
       2  < 23-2 . jumlah host harus kurang dari 2n-2. Diambil yang paling mendekti.
Jadi n = 3
      Subnetmask     : 32-3 = 29, jadi /29
                              Didapatkan 11111111.11111111.11111111.11111000
                              Netmask :        255       .     255    .     255     .  248
      NID                 : 10.10.0.0
      Gateway          : 10.10.0.1
      Alokasi IP       : 10.10.0.2-10.10.0.6
      Netmask          : 255.255.255.248
      Broadcast        : 10.10.0.7
5.      Sebutkan apa yang dimaksud dengan metode perhitungan subnet :
a.       CIDR(Classless Inter-Domain Routing)
Adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C,kelas D dan kelas.
CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya.
Dalam penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address adalah
Kelas A , dengan /8 sampai /15
Kelas B , dengan /16 sampai /23
Kelas C, dengan /24 sampai dengan /28
b.      VLSM
Adalah mekanisme subnetting dengan menggunakan subnetting berdasarkan jumlah host, sehingga banyak jaringan yangterpisah. Pada tahap perhitungan dapat digunakan VLSM IP address yang ada dihitung menggunakan CIDR lalu setelahnya dipecah dengan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan dapat dilihat seubnet yang telah dipecah akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
c.       Supernetting
Merupakan mekanisme yang berbeda dari subnetting dimana dalam hal ini penambahan jumlah host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam beberapa bi network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address pada supernet dengan memperhatikan jumlah nomor host yang akan digabung.
Prosedur Supernetting:
-          Bit host yang bernilai nol berfungsi sebagai supernet address, bernilai 1 sebagai broadcast.
-          Pada netmasking, IP untuk Supernet mask ditentukan dengan mengganti semua bit network dengan 1 dan bit host dengan 0.
-          Lakukan perhitungan dengan tabel konversi biner
Manfaat dari supernetting adalah mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router.
            Sumber :
           
6.      Apakah perbedaan antara :
c.       Static routing
- dengan menggunakan next hop
( + ) dapat mencegah trjadinya eror dalam meneruskan paket ke router tujuan apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang terhubung dengan banyak router.itu disebabkan karena router telah mengetahui next hop, yaitu ip address router tujuan
( – ) static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan adalah mencari network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses lookup untuk mencari interface mana yang digunakan untuk menjangkau next hopnya.
- dengan menggunakan exit interface
( + ) proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup ) karena router akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui interface yang sesuai pada routing table
( – ) kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link router terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing. karena itulah, akan terjadi eror.
d.      Dynamic routing
sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya.
Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Perbedaannya adalah Static Routing adalah cara pembuatan tabel routing secara manual. Sedangkan, Dynamic Routing menggunakan protocol routing dalam pembuatan table routing sehingga tabel routing yang secara dinamis akan berubah-ubah secara otomatis jika topologi jaringan berubah. Adapun protocol routing menggunakan istilah yang disebut metric  dalam menentukan jalur terbaik yang akan dicapai.
Berikut ini tabel perbedaan yang spesifik untuk kedua jenis routing:
Routing Statik
Routing Dinamik
Berfungsi pada protocol IP
Berfungsi pada inter-routing protocol
Router tidak dapat membagi informasi routing
Router membagi informasi routing secara otomatis
Routing table dibuat dan dihapus secara manual
Routing table dibuat dan dihapus secara otomatis
Tidak menggunakan routig protocol
Terdapat routing protocol, seperti RIP atau OSPF
Microsoft mendukung multihomed system seperti router
Microsoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX
7.      Static Routing
Konsep untuk menentukan sebuah cara dalam konfigurasi pemilihan jalur pada router dalam jaringan komputer.
Untuk konfigurasi static route adalah dengan memasukan routing table secara manual. Tidak terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur aktid.
Syntax :
Ip route
Digunakan untuk konfigurasi static route secara global
Ip route network [mask] {address | Interface} [distance] [permanent]
 Network : subnet tujuan
Mask : subnet mask
Address : alamat IP router hop berikutnya
Interface : nama interface yg digunakan untuk mencapai network tujuan. Interface dapat berupa interface point to point. Perintah tidak akan berfungsi jika interface adalah multi access(contoh “shared media ethernet interface”).
Distance(optional) : mendefinisikan administrative distance
Permanent(optional) : menyatakan bahwa rute tidak akan dihapus ketika interface mati.
Contoh konfigurasi static route:

Topologi :
Route static pada topologi ini digunakan untuk mencapai sub network 172.16.1.0 melalui router A
Maka jalankan command

ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1

Kelompok Jarkom E19

M Russlan Hafiz
M. Iqbal Rustamadji

0 komentar:

Posting Komentar